Posted by : Hafi Munirwan Minggu, 05 Februari 2017

Mendapatkan kesempatan untuk bisa melanjutkan pendidikan master di negeri kincir angin merupakan salah satu pengalaman berharga bagi saya selain karena Belanda punya hubungan yang cukup erat dengan Indonesia, negara ini juga merupakan salah satu negara yang memiliki muslim minoritas. Adapun pada tulisan saya kali ini saya ingin membagikan pengalaman saya, khususnya sebagai seorang muslim, selama menempuh pendidikan di Belanda.

Sulit untuk beribadah,mungkin adalah salah satu alasan yang menyebabkan banyak pelajar muslim urung melanjutkan studi ke Belanda. Namun tidak demikian halnya yang saya rasakan selama menempuh pendidikan di Wageningen University, Belanda. Kampus yang terletak di kota kecil, Wageningen, ini cukup memahami kebutuhan mahasiswa muslim yang banyak terdapat di kampus ini dengan menyediakan ruang ibadah (silent room) di salah satu gedung kampus. Ruang ibadah ini memang tidak terdapat di semua gedung kampus, namun masih terdapat alternatif tempat lain yang dapat digunakan untuk shalat, yaitu kelas-kelas kosong. Jikapun saat kita hendak shalat tidak terdapat kelas kosong, tidak jarang pula mahasiswa muslim melaksanakan shalat di lorong dan bagian bawah tangga yang sepi.

Adapun untuk mesjid saat ini telah banyak berdiri di sejumlah kota besar seperti Amsterdam, Rotterdam dan Den Haag karena banyaknya masyarakat muslim etnis Turki dan Maroko yang menetap di Belanda. Meskipun jarak masjid dengan perumahan mahasiswa tidak selalu berdekatan dan sanggup dicapai dengan sepeda, namun setidaknya fasilitas transportasi dalam kota Belanda sudah cukup baik untuk menjangkau sejumlah masjid tersebut. Tidak ada perbedaan yang berarti antara muslim Indonesia maupun muslim Turki dan Maroko, keduanya juga sangat ramah dan bersahabat. Pernah suatu hari saya shalat di salah satu masjid di kota Den Haag, selepas shalat seorang muslim Maroko menegur saya dalam bahasa arab dan mengajak untuk mampir makan kerumahnya.

Salah Satu Mesjid di Amsterdam



Salah Satu Masjid di Utrecht

Berbenturan antara jadwal ibadah shalat Jum'at dengan jadwal kuliah juga tidak jarang terjadi. Namun tidak perlu panik, karena sebagian dosen telah mengerti dan maklum jika kita datang terlambat ke kelas, dengan syarat minta izin melalui email terlebih dahulu. Salah satu teman saya, contohnya, pernah mendapatkan jadwal praktikum yang berbentrokan dengan shalat Jum'at selama satu semester. Adapun kemudian teman saya tersebut mengirimkan email kepada koordinator mata kuliah yang bersangkutan, sehingga jadwal praktikum yang bersangkutan digeser ke kelas dengan jadwal yang lain.

Kerja kelompok merupakan hal lain yang tidak terelakkan dalam dunia perkuliahan. Untuk mengerjakan tugas kelompok, Hari Jum'at seringkali dijadikan pilihan, sebab masyarakat Belanda secara umum memiliki budaya untuk meniadakan aktivitas diakhir pekan dan menggunakan akhir pekan untuk family time. Adapun mahasiswa-mahasiswa asal Belanda yang pernah saya temui ternyata juga bersahabat dan mengerti akan kewajiban saya untuk melaksanakan ibadah shalat Jum'at, sehingga mereka mengizinkan saya datang terlambat selepas menunaikan ibadah.

Mengenai makanan juga tidak perlu khawatir, karena toko daging halal dan restoran halal telah banyak terdapat di kota-kota Belanda. Restoran Indonesia juga cukup banyak tersedia, baik yang dibuka oleh orang Indonesia asli maupun oleh orang Belanda yang menggemari makanan Indonesia.

{ 3 komentar... read them below or Comment }

  1. Bang, kalo seorang muslim di belanda tapi ngga pernah sholat jumat itu hukumnya apa ya? Terimakasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. bapaknya masih milih shalat jumat kan ya daripada groupwork, alhamdulillah #nimbrung

      Hapus

Terjemahkan

Tinggalkan Pesan

Flag Counter

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Berbagi Pengalaman dan Opini -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -