Posted by : Hafi Munirwan Sabtu, 25 Januari 2014

Pada pertengahan Desember 2013 lalu, seorang teman saya berkunjung ke Yogyakarta tempat dimana saya sedang berkuliah saat ini. Sebagai teman semasa SMA dari sebuah sekolah asrama, maka tentu saja ikatan pertemanan kami sesama alumni bisa dikatakan sangat erat. Lulusan SMA saya ini tersebar di berbagai kota Indonesia seperti : Banda Aceh, Medan, Jakarta, Bandung termasuk Yogyakarta. Dan ketika salah seorang teman berkunjung, maka seluruh teman2 yang berdomisili di kota tersebut akan berkumpul dengan sendirinya sebab ikatan kekeluargaan yang kami rasakan.

Begitu pula yang terjadi pada saat teman saya ini berkunjung, seluruh teman saya yang tersebar di berbagai jurusan dan universitas di yogyakarta langsung berupaya untuk bertemu dalam keadaan yang sedang lapang bahkan ditengah kesibukan sekalipun. Kuliah tidak menjadi hambatan, karena dengan manajemen waktu yang baik maka tidak ada yang mustahil untuk bertemu teman namun tetap menghadiri kuliah.

Layaknya aktivitas yang sudah lazim, ketika ada yang berkunjung maka tuan rumah akan membawa tamu tersebut untuk "jalan-jalan". Begitu pula yang kami lakukan, tidak lupa berkunjung ke alun-alun kidul yang selalu ramai hingga malam hari dan kemudian nongkrong di sebuah kafe untuk saling bercerita berbagi pengalaman dan cerita2 masa SMA.


Awalnya perbincangan dimulai dari topik-topik yang sederhana, cerita2 masa SMA, sepak bola dan pengalaman kuliah di berbagai kota. Namun memasuki paruh kedua, arah perbincangan berganti topik menjadi seputar politik baik nasional maupun regional. Perbincangan menjadi sangat seru dan tidak searah, dimana setiap orang memberikan pengetahuan dan pendapatnya.

Ntah karena kami yang rata-rata berkuliah pada jurusan sosial maupun perencanaan daerah, diskusi semacam ini menjadi sangat nyaman bahkan tidak terasa sudah menghabiskan waktu hingga berjam-jam. Rasa kantuk tidak menghalangi semangat untuk berdiskusi dalam momen yang "langka" ini.

Diujung pembicaraan yang sudah menghabiskan banyak waktu ini, seorang teman saya berkata :

"Jika kita ingin generasi muda lebih berkontribusi dan memiliki semangat membangun daerah di masa mendatang, maka salah satu caranya adalah dengan memulai diskusi-diskusi yang lebih berguna antar pemuda. Gantilah topik pembicaraan kita dari hal-hal seperti : sepakbola, gosip, musik dsb dengan yang lebih bermanfaat yaitu seputar politik maupun mimpi-mimpi untuk daerah di masa mendatang."

saya termenung, statement yang diungkapkan teman saya tersebut benar2 sesuai untuk menggambarkan kondisi pemuda saat ini. Sebagai calon pemimpin di masa mendatang, kita cenderung terlena dengan berbagai kesibukan yang tidak membangun.

Pada dasarnya, hal ini memang merupakan hal yang lazim di kalangan pemuda. Namun, alangkah baiknya jika kita sebagai pemuda saling mengingatkan dan mulai sedikit demi sedikit menyelipkan diskusi2 seputar ide2 segar pembangunan nasional/daerah di masa mendatang dimana pada saat itulah kita mengambil alih tonggak kepemimpinan.

Salam sejahtera, Wassalam'alaikum wr.wb.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Terjemahkan

Tinggalkan Pesan

Flag Counter

Postingan Populer

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Berbagi Pengalaman dan Opini -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -